BANGKA BELITUNG, Beritaseindo.com- Potensi ekonomi Belitung kerap digembar-gemborkan sebagai salah satu daya tarik investasi di sektor pariwisata, perikanan, hingga industri pengolahan hilirisasi.

Foto: Rencana Hilirisasi PT Green Indonesia Aluminia (GIA) yang mengelola Bauksit menjadi aluminia
Namun di lapangan, berbagai pihak menilai pemerintah kabupaten (Pemkab) Belitung masih bergerak lamban dalam memberikan dukungan nyata bagi para investor.
Potensi Besar, Realisasi Tersendat
Salah satu investor besar yakni PT Green Indonesia Aluminia (GIA) yang menanamkan modalnya di Belitung dengan nilai investasi 28 Triliun diduga belum juga mendapatkan perizinan lengkap.
Karena, saat dikonfirmasi Pemkab Belitung yakni dinas DPPMPTSP tidak berani menyampaikan sejaun mana perizinan PT GIA itu.
“Sekarang kami ingin senyapkan dulu pemberitaannya,” ucap Kepala Dinas, Ronny.
Mantan Presidium Babel yang juga mantan ketua KNPI Belitung sekaligus Wakil ketua DPC PA GMNI Belitung, Zulfriandi Afen menilai Pemkab Belitung perlu segera mengambil langkah konkret, bukan hanya wacana. Komitmen politik, sinkronisasi regulasi, serta kemudahan perizinan akan menentukan keberhasilan Belitung menarik modal dari luar.
“Ketika semua persyaratan perizinan sudah terpenuhi, semestinya Pemerintah membantu untuk mempercepat, jika perlu mempermudah proses perizinan, kita harus dukung masuk nya investor ke Babel khususnya Belitung, yang kita tahu, Belitung sudah darurat, perlu segera dibuka lapangan kerja, karna seperti yang disampaikan pada waktu diskusi hari minggu kemarin, angkatan kerja di Belitung ini setiap tahunnya mencapai 5000 orang, dan angka pengangguran tertinggi itu adalah berpendidikan diatas SMA,” ucap Ifen sapaan akrabnya.
“Ini menyedihkan, pertumbuhan Ekonomi kita cuma 4% dan Belitung itu tidak sampai 2%. Cara satu2nya untuk menyelesaikan ini kita perlu mendorong Investasi Masuk, lakukan kemudahan iklim investasi yang baik, jangan justru Birokrasi mempersulit,” tambahnya.
“Kalau pemerintah daerah masih setengah hati, investor akan lari ke daerah lain yang lebih ramah investasi,” tegasnya. (Renaldi).
Komentar